Senin, 17 Oktober 2011

Pikirkan Anak Sebelum Cerai

Saat permasalahan di antara Anda dan pasangan telah mencapai puncaknya, wajar jika kata ‘cerai’ tak sengaja terlontarkan. Namun, pernahkah Anda memikirkan dampaknya terhadap anak? Terutama jika usia anak masih sangat membutuhkan perhatian kedua orangtua.

“Anak akibat perceraian orangtua, rata-rata merasakan emptiness (kekosongan). Lebih buruk lagi jika perceraian itu dirasakan oleh anak yang masih berusia labil, yakni di bawah 17 tahun,” papar psikolog Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Efnie Indrianie yang ditemui okezone, beberapa waktu lalu.
Terjadinya perceraian orangtua ketika anak masih di bawah 17 tahun, secara tidak langsung ikut membentuk kepribadian anak. Pasalnya, di usia tersebut anak masih labil.
“Kekurangan kasih sayang orang tua jugalah yang menyebabkan mereka cenderung labil,” sambung Efnie.
Bila ternyata perceraian memang tak bisa lagi dihindarkan, maka orangtua harus memfokuskan perhatian terhadap anak. Membagi waktu dalam hal pengasuhan anak harus diutamakan agar anak tidak kekurangan kasih sayang orangtua.
“Berapa hari anak berada dalam pengasuhan moms dan berapa hari dalam asuhan dads. Hal ini untuk memastikan anak cukup mendapatkan kasih sayang kedua orangtuanya. Jika tidak, anak akan mencari figur lain di luar lingkungan rumah,” bebernya.
Ketika pada suatu hari Anda atau mantan pasangan menemukan tambatan hati yang baru, harus dipikirkan masak-masak waktu yang tepat untuk memperkenalkannya kepada anak.
“Jangan langsung mengenalkan kekasih baru kepada anak. Pastikan anak sudah benar-benar ‘sembuh’ dari perasaan sakit hati akibat perceraian orangtuanya terlebih dahulu. Jika Anda tahu anak sudah benar-benar ‘sembuh’, dekatkan dia sedikit demi sedikit kepada calon orangtua tirinya,” tutup Efnie.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan komentar

bloGGer mania